Analisis Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis dengan teori struktural!



1.      Tema: Pelajaran Hidup
Bukti: ‘Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami, menyembah Tuhan di dunia?’ tanya Haji Saleh. ‘Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.’

2.     Tokoh dan Penokohan
a.       Aku:
-       Ingin tahu
Bukti: Aku ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi.
b.      Kakek Garin:
-       Menolong tanpa imbalan
Bukti: Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedang ia tak pernah minta imbalan apa-apa.
-       Sabar dan tawakal
Bukti: “Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal.”
c.       Ajo Sidi:
-       Pembual
Bukti: Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu.
-       Tak bertanggung jawab
Bukti: ...yang tidak sedikit pun bertanggung jawab.
d.      Haji Saleh:
-       Sombong
Bukti: Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu yakin akan di masukkan ke dalam surga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan kepala ke kuduk. Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia melihat orang yang masuk ke surga, ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan ‘selamat ketemu nanti’.
-       Suka pamer
Bukti: ‘Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.’
-       Egoistis
Bukti: Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis.

3.      Alur
Mundur. Menceritakan kematian seorang penjaga surau bernama Kakek Garin, dan bagaimana surau terbengkalai dan hampir roboh karena ulah tak bertanggung jawab warga kampung di sana.

4.      Latar
a.       Tempat
-       Surau
Bukti: Dan di pelataran kiri surau itu...
-       Rumah Aku
Bukti: ...ketika aku mau turun rumah pagi-pagi...
-       Rumah Ajo Sidi
Bukti: Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya.
-       Akhirat
Bukti: Di akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang.
b.      Waktu
Pagi
Bukti: ...ketika aku mau turun rumah pagi-pagi...
c.       Suasana
Menegangkan
Bukti: Ketika di akhirat dan juga ketika kabar duka Kakek Garin meninggal dunia.

5.      Sudut Pandang
Cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama.
Bukti: Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya.

6.      Gaya Bahasa
Agak kesulitan menemukan majas apa saja yang digunakan dalam cerpen Robohnya Surau Kami.
a.       Perumpamaan
Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya.
b.      Hiperbola
Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari.
c.       Sarkasme
Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat seekor katak, dan kebetulan ada pula seorang yang ketagihan menjadi pemimpin berkelakuan seperti katak itu, maka untuk selanjutnya pimpinan tersebut kami sebut pimpinan katak.

7.      Amanat
a.       Hendaknya manusia tidak mempertahankan sifat egoistis dan mengagungkan diri sendiri secara berlebih.
b.      Mempunyai sifat humoris itu perlu, namun harus tetap mempertimbangkan dan tidak menyakiti orang lain. 
c.   Orientasi hidup hendaklah pada dunia dan juga akhirat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Suatu Ketika (Puisi)

Memoria (Cerpen)